Senjata Terbesar Nazi!
Skema rencana pembangunan Batterie Mirus. Dengan diameter 305mm, dia adalah senjata terbesar di Kepulauan Channel!
Foto yang sudah banyak diketahui yang memperlihatkan senjata no.1 Batterie Mirus, yang disamarkan sebagai sebuah rumah! Meskipun terlihat culun, tapi bangunan bohong-bohongan ini terbuat dari lapisan baja yang dipasangkan di atas tembok beton kokoh dengan diameter 30 yard!
Gubuk kecil ini berfungsi untuk menyembunyikan jalan masuk ke salah satu tempat penampungan bawah tanah di salah satu senjata Batterie Mirus
Besar dan kecil. Salah satu laras meriam raksasa kaliber 305mm Batterie Mirus yang merupakan bekas peninggalan Rusia ini seakan-akan membuat 'cebol' senapan mesin anti serangan udara di sebelahnya: Schwarzlose 7,9mm MG buatan Austria yang merupakan hasil rampasan dari Belanda
Suasana di dalam pos komando bateri (Leitstand) dari Batterie Mirus yang berada di bawah tanah
Bagian dalam dari kubah luas salah satu meriam Batterie Mirus
Oleh : Alif Rafik Khan
Di
antara artileri-artileri raksasa yang dipasang oleh Jerman di Kepulauan
Channel (satu-satunya wilayah Inggris yang diduduki oleh Nazi dalam
Perang Dunia II), yang paling besar adalah bateri (deretan artileri)
pantai yang dinamakan dengan Batterie Mirus. Bateri
ini dipasang di St. Saviour, pulau Guernsey (pulau kedua terbesar di
Kepulauan Channel setelah Jersey), dan terdiri dari empat buah artileri
laut raksasa 30,5cm. Bateri ini tidaklah dipasang disana dengan tugas
utama melindungi Guernsey dari serbuan Sekutu, melainkan untuk
menyediakan perlindungan untuk seluruh pantai St. Malo bersama dengan
artileri-artileri berat lain di pantai Prancis dan pulau Alderney.
Bateri
ini mengambil nama dari seorang perwira Kriegsmarine yang kehilangan
nyawanya dalam serangan udara Sekutu saat sedang mengunjungi Guernsey
di tahun 1941.
Batterie Mirus
terdiri dari empat buah artileri bekas Rusia yang diperbaiki dan
difungsikan lagi. Dia pada mulanya merupakan bagian dari senjata utama
kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Rusia Imperator Alexandr Troti
yang berbobot 22.600 ton. Kapal ini diproduksi oleh Arsenal Putilov
tahun 1914. Ketika kerajaan Rusia runtuh pada tahun 1917, kapal ini
berpindah tangan ke armada Rusia Putih dalam Perang Saudara melawan
Rusia Merah (Komunis), dan namanya diganti menjadi Volya
(Kemenangan). Selanjutnya dia dipereteli di galangan kapal Prancis di
Tunisia pada tahun 1935, dan ke-12 senjata utamanya disimpan.
Dalam buku The War in the Channel Islands then and now
karya Winston Ramsey, diceritakan bagaimana pada musim dingin 1939/1940
Inggris dan Prancis setuju untuk memberi bantuan kepada Finlandia dalam
perangnya melawan Uni Soviet. Ke-12 senjata yang sudah tersimpan selama
bertahun-tahun tersebut lalu dikirimkan ke Finlandia dengan menggunakan
tiga buah kapal (masing-masing membawa empat senjata). Tapi kemudian
salah satu kapal, Nina, terhambat dalam perjalanan dan
direbut oleh pihak Jerman pada bulan Mei 1940 ketika mereka menginvasi
Norwegia. Saat Wehrmacht membutuhkan artileri pantai berat untuk
ditempatkan di Kepulauan Channel, seseorang ingat akan keempat senjata
ini (yang saat itu sudah disimpan di Bergen, Norwegia), sehingga mereka
lalu dibawa ke pabrik Krupp di Ruhr dan difungsikan lagi. Artileri
“petualang” ini lalu dikirimkan ke St. Malo sebelum ditempatkan di
Guernsey sebagai bagian dari Batterie Mirus.
Sebuah
crane mengambang dibawa khusus ke St Peter Port untuk memudahkan
pembongkaran tiap laras artileri yang besarnya amit-amit tersebut.
Laras ini kemudian dibawa dari dermaga bongkar-muat Cambridge ke St
Saviour menggunakan trailer 24 roda yang ditarik oleh empat kendaraan
lapis baja (kemungkinan kendaraan berat SdKfz8 12 ton yang dibuat oleh
Mercedes-Benz). Terdapat cuplikan film yang menarik dari perjalanan ini
dalam sebuah video keluaran Tomahawk Films berjudul Channel Islands Occupied.
Beberapa bagian jalan harus dilebarkan demi membuat iring-iringan ini
bebas-hambatan saat berbelok! Senjatanya yang mempunyai diameter 30,5cm
mempunyai jarak jangkau maksimum 42km – lebih pendek dari jarak yang
diperkirakan semula (52km), karena uji penembakan sebelumnya
menghasilkan kesimpulan bahwa jarak jangkau maksimumnya harus dikurangi
demi memperkecil resiko kerusakan senjata tua ini (bahkan kemudian,
dalam prakteknya, jarak jangkau normalnya dikurangi lagi menjadi 32km
atas alasan yang sama!). Orang-orang Jerman biasa menyebut senjata
eks-Rusia ini dengan nama resmi 30.5cm K(E)626(r) atau cukup hanya
K14(r). Senjata pertama diuji tembak tanggal 13 April 1942, dan di
bulan Agustus tahun yang sama semua senjata sudah operasional. Uji coba
ini diberitakan dalam sebuah laporan di surat kabar lokal konsumsi
tentara Jerman, Deutsche Guernsey Zeitung, terbitan 12 Agustus 1942.
Bagian
utama laporan tersebut adalah sebuah eulogi untuk Kapitän zur See
Mirus, seorang ahli senjata Kriegsmarine yang namanya kemudian diambil
sebagai nama bateri di Guernsey. Disini saya akan mengutip pembukaan
dan paragraf penutup dari laporan tersebut yang penuh dengan optimisme
dan keyakinan akan senjata baru ini:
Senjata
terakhir dari bateri berat di kepulauan Channel kini telah
menyelesaikan ujicoba penembakannya. Tembakan salvo percobaan ketiga
menembakkan peluru dengan kecepatan jet yang mengarah jauh ke Atlantik.
Laras senjata tersebut kini mengarah dengan gagahnya ke laut.
Kebinasaan bagi Inggris apabila mereka berani coba-coba mendekati
pulau! Mereka akan disambut oleh rentetan tembakan dari senjata-senjata
raksasa yang tidak akan mereka kira sebelumnya. Pertahanan Jerman di
Kepulauan Channel telah secara nyata diperkuat dengan adanya bateri
ini...
Upacara penghormatan untuk Führer
dan lagu kebangsaan menutup pidato komandan Kriegsmarine. Para awak
senjata kemudian kembali ke posisi mereka masing-masing, selalu
siap-sedia untuk beraksi. Bateri berat baru Kepulauan Channel kini
telah siap tembak!
Koresponden perang: Herbert Ladda
Laporan surat kabar ini tidak memberi indikasi akan pekerjaan berat yang sebelumnya telah dilakukan demi membuat Batterie Mirus
yang telah memakan waktu 18 bulan lamanya dan membuat pekerjaan
pembangunan lain di Guernsey tertunda! Untuk beton sendiri sekitar
47.000 meter kubik dibutuhkan demi membuat tempat dudukan meriam,
dengan masing-masing mempunyai gudang penyimpanan amunisinya sendiri,
akomodasi untuk 72 orang awak untuk setiap senjata (total awaknya
adalah 400 orang!) ditambah dengan bangunan-bangunan lain yang
berhubungan, dudukan radar, bunker anti serangan udara, dan lain-lain –
sehingga baterai itu pada akhirnya memakan tempat yang luas. Pusat arah
penembakan membutuhkan pemberitaan tersendiri, yang terdiri dari tiga
instalasi terpisah: pusat komando dan tempat tinggal awak, sebuah radar
besar, dan bunker pencari jarak/jangkauan. Semuanya dibuat dari beton
yang diperkuat, sementara bunker pencari jarak disambungkan dengan
pusat komando melalui sebuah terowongan bawah tanah panjang. Foto-foto
di atas memperlihatkan beberapa posisi senjata, dengan dua di antaranya
disamarkan seakan-akan sebuah rumah tinggal! Diperkirakan bahwa tiap
senjata telah menembakkan sebanyak 70 round sepanjang ‘karirnya’, yang kebanyakannya adalah tembakan ujicoba atau alarm pura-pura.
Sebagai penutup, saya akan mempersembahkan sebuah cerita nyata biar anda tidak ngantuk:
Suatu
malam, sebuah ‘blips’ yang mencurigakan pada radar diartikan oleh
orang-orang Jerman sebagai pasukan pendarat Inggris, dan pejabat
sementara SEEKO-KI Oberstleutnant Pedell (SEEKO-KI adalah perwira
tertinggi Angkatan Laut di pulau Guernsey yang mempunyai satu-satunya
kewenangan untuk memberi perintah penembakan, dan saat itu kebetulan
sedang keluar mengunjungi pulau Alderney!) yang langsung panik segera
memerintahkan bateri Mirus dan artileri pantai lainnya untuk
menembakkan senjata-senjata mereka. Di pagi harinya, barulah diketahui
bahwa “pasukan pendarat” itu kenyataannya adalah dua buah balon
artileri Inggris yang setengah tenggelam! Asuuuu....
Sumber :
Buku “Channel Islands at War” oleh George Forty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar